Membongkar Paragidma ‘Menulis Buku Itu Sulit’

Ada banyak anggapan bahwa menulis buku itu sulit. Sesulit orang awam yang ingin mempelajari coding komputer? Padahal tidak serumit itu, faktanya semua orang sejak kecil sudah diajari cara membaca dan menulis. Bahkan, menurut Founder Guepedia.com menulis itu sangan mudah semudah orang berbicara.

“Menulis itu seperti orang berbicara, pada dasarnya semua orang bisa menulis buku. Yang jadi kendala justru ada dalam diri kita sendiri. Rasa takut yang berlebihan, takut tulisannya jelek, takut dikritik orang, takut naskahnya tidak diterima penerbit, takut buku nya tidak laku dan sebagainya,” jelas Dianata saat mengisi Pelatihan Menulis Produktif bersama Rumah Baca Labasa dan Baitul Mal FKAM di Kantor BM FKAM, Komplek Kejaksaan Pasar Minggu Jakarta Selatan (ahad, 25/12/2016).

Dianata melanjutkan, sebelum menulis buku yang pertama kali harus ditentukan adalah temanya. Jika tema sudah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah membuat mind maping. Dari mind maping tersebut dapat dirumuskan kerangka tulisannya. Baru setelah itu memulai tulisan yang pertama.

Jika mengalami kendala dalam proses perumusan kerangka tulisan, yang dibutuhkan adalah pencarian bahan-bahan. Dalam hal ini, perkembangan informasi dan teknologi yang pesat sangat memudahkan siapa saja untuk mencari bahan di internet.

 

guepedia
Dianata Eka Putra (kaos hitam) Founder Guepedia.com saat mengisi acara pelatihan menulis produktif bersama Rumah Baca Labasa dan BM FKAM (foto: Dwi K/TAPA)

Supaya nyaman dan mudah dalam menulis, penulis harus melepas terlebih dahulu belenggu yang ada dalam benaknya. Segala ketakutan dan kekhawatiran menganai hasil tulisan harus dibuang jauh. Tulis apa saja yang ada dalam pikiran penulis, tuangkan gagasan lewat kata-kata dan percaya pada apa yang diyakini.

 

“Tugas Anda adalah menulis, meski tulisanya masih kacau, tata bahasa seperti besar kecil huruf, tanda baca dan susunanya masih berantakan. Lanjutkan, itu bukan tugas anda sebagai penulis. Tugas penulis adalah menulis. Kalau mengedit tulisan itu namanya editor,” lanjut Dianata yang telah menulis lebih dari 5 buku best seller di Indonesia.

Meski sudah mampu melewati proses penulisan, seringkali sebagai penulis pemula apalagi belum dikenal namanya oleh publik, memiliki kendala saat penawaran karya ke penerbit. Diantaranya adalah proses kepastian naskah yang durasinya sangat panjang bisa sampai 1 tahun. Belum lagi bicara soal royalti dan display buku di toko buku yang singkat.

Untuk itu, Guepedia.com hadir menjawab kendala para penulis pemula. Sebuah usaha rintisan ini akan menjadi pendobrak dan pembaharu system penerbitan yang sudah ada di Indonesia sebelumnya.

“Siapa saja, materi apa saja, bisa menerbitkan bukunya lewat Guepedia tanpa penolakan, royalti yang lebih besar dan bukunya terus di display sepanjang masa,” jelas Dianata kepada peserta pelatihan.

Ke depan, Guepedia, Rumah Baca Labasa dan BM FKAM akan menggelar pelatihan serupa di berbagai wilayah di Indonesia bersama para komunitas dan organisasi yang memiliki kepedulian pada masa depan dunia sastra dan literasi Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top