Mengolah Sampah Jadi Paving Block

Banyak dari kita skeptis terhadap sampah. 
Apalagi kalo sudah dengar kata limbah.
Rasa-rasanya pengen menjauh karena tidak indah. 
Padahal, kita sendirilah yang menyampah.
Apapun anggapannya tentang sampah.
Kami berusaha mengolahnya supaya jadi berkah. 
Doakan kami agar tetap istiqomah.
Memproduksi paving block yg kuat dari sampah.

 

Kenapa Paving Block?

Begini ceritanya. Dengan semangat bersyukur untuk membantu masyarakat yang terhimpit hutang dan hidup dalam kondisi pra sejahtera. Pada 2017 Muhammad Rusbiyana tergerak hatinya untuk mencari solusi sosial yang kian hari kian memprihatinkan.

Bersamaan dengan itu, kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal mulai tercemar. Sampah berserakan di tempat umum, di pinggir jalan, sungai bahkan jumlah sampah yang diproduksi di desa Paninggaran mencapai 2 ton per hari. Itu baru di satu desa di sebuah kota perbatasan antara Kabupaten Pekalongan dengan Kabupaten Banjarnegara.

Kalau dijumlahkan secara menyeluruh dari sekitar 83 ribu desa yang ada di negara ini, jumlah sampah yang terkumpul mencapai 67 juta ton sampah. Nah, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya jenis sampah yang dihasilkan terdiri dari sampah organik sekitar 60 persen dan sampah plastic sekitar 15 persen. Kalau dikumpulin segede apa tuh yaa sampahnya?

Kombinasi antara masalah sampah dengan masalah sosial di desanya ini, tercetuslah sebuah ide yang kreatif dan inovatif dari tumpukan sampah. Dengan segala keterbatasan alat yang dimiliki, selama 2 tahun diteliti dan diuji, keluarlah produk Paving Block dari sampah yang hasilnya 3 kali lebih kuat dari paving block pada umumnya.

Mengetahui ada insan kreatif di desa, pendiri Shakaro Foundation, Mas Bro Syukron Ali yang juga sebagai ICON PR Indonesia ini berinisiatif untuk mendalami lebih jauh tentang produk yang diciptakan oleh Biyan, panggilan akrabnya sodara Rusbiyana.

Singkat cerita, mereka bertukar ide dan berbagi cerita dan pandangan tentang sampah, pemberdayaan masyarakat dan usaha sosial (sociopreneurship). Kemudian tercetuslah sebuah ide untuk membentuk sebuah bendera yang difokuskan pada bidang lingkungan. Namanya, Legacy Pratama.  

Ibarat tutup ketemu botol, maka Legacy Pratama ini masuk sebagai Usaha Kreatif Mandiri Shakaro Foundation dibidang lingkungan dan pengolahan limbah sampah. Salah satu produk yang dihasilkan adalah Paving block dari sampah plastik yang kualitasnya 3 kali lebih kuat dari paving block pada umumnya.

“Legacy Pratama lahir sebagai bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan, serta sebagai wujud syukur kami untuk menanam kebaikan dan menabur manfaat bagi masyarakat. Pilot project program Legacy Pratama berlokasi di desa Paninggaran Kab Pekalongan Jawa Tengah,” jelas mas Biyan CEO Legacy Pratama.

Besar harapan, setelah sukses di desa Paninggaran, program kerja Legacy Pratama akan melebarkan manfaatnya khususnya dalam pengelolaan limbah sampah menjadi paving block di desa-desa lain di Nusantara.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top