Novel dan Public Relation

Tak pernah terlintas di benak Syukron Ali, mantan jurnalis berdarah Jawa Tengah, menjalani kariernya sebagai public relations (PR).

SEMARANG, PRINDONESIA.CO – Ali, sapaan akrabnya, adalah PR yang kepribadiannya terbentuk dari dunia konseling. Ya, pria yang merupakan Content and Communication untuk perusahaan venture capital, PT Global Mulia Investama (GBMI), ini menyelesaikan studi strata satunya di Jurusan Healing Counseling, Universitas Al Azhar Indonesia.

bersama tim GBMI Group usai mendapat suntikan ilmu seputar konten digital bareng mas Iwan Setyawan, CEO Provetic

Sebelumnya, Ali sempat kuliah selama satu tahun di negeri jiran. Kepergiannya ke sana sekaligus untuk menggapai mimpinya melanjutkan studi ke Universitas Al Azhar, Mesir, apabila mampu menyelesaikan kuliahnya selama dua tahun di Malaysia. Sayang, kondisi politik di Malaysia yang tidak mendukung ketika itu memupuskan asa, hingga memaksanya kembali ke tanah air.

Untuk melanjutkan kehidupan, sempat menjadi kuli kebon saat berada di Malaysia.

Gagal berangkat ke Mesir, pemilik hobi jalan-jalan ini menyempatkan waktu singgah ke Jakarta. Bermodal ijazah D2, ia bertekad melanjutkan pendidikannya di ibu kota. Namun, rencananya tak seindah keinginan. Tak sedikit universitas yang menolaknya. Sampai akhirnya, ia diterima di Universitas Al Azhar Indonesia.

“Waktu ituyang penting bisa kuliah. Apalagi bisa kuliah di Al Azhar, meski bukan Universitas Al Azhar yang ada di Mesir, he-he,” ujarnya seraya tertawa. Ketika itu, ia juga belum banyak mengetahui tentang ilmu Healing Counseling. Ayah satu anak ini bahkan tidak tahu masa depannya kelak selepas kuliah dengan membawa titel tersebut.

Kisahnya itu ia tulis menjadi sebuah novel. Setelah rampung, ia berkata, “Lha, ini sih personal branding untuk diri sendiri. Ha-ha!” katanya terbahak saat ditemui PR INDONESIA sebelum malam puncak Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) di Semarang, Jumat (9/11/2018). “Lumayanlah. Meski novelnya juga enggak laku-laku banget,” sambungnya seraya merendah.

Syukron Ali saat berbincang santai seputar pengalaman Bapak Abdul Rahim Tahir menekuni industri logistik di luar negeri dan dalam negeri.


Berbekal kemampuan menulis, selepas kuliah, Ali menjajal bidang jurnalistik. Ia sempat menjadi reporter untuk Majalah Janna milik grup Republika dan SWA. Saat berkesempatan mewawancarai mantan CEO JNE Group, ia mendapat tawaran sebagai PR. Dari sinilah petualangannya di dunia PR bermula.

Sumber: PRIndonesia.co

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top