Sahabat Shakaro,
Kepercayaan diri kita berbanding lurus dengan seberapa besar kita menghargai orang lain.
Ketika kita menghargai orang lain dengan sikap kita yang membuat orang itu senang dan mengagumi dirinya, hal yang sama akan terjadi pada diri kita dihargai oleh oranglain.
Sehingga rasa percaya diri kita untuk hadir ditengah mereka semakin kuat.
Sombong dengan percaya diri itu hal yang berbeda. Kesombongan sering dipakai untuk menutupi ketidakpercayaan diri, sementara orang yang sudah percaya diri, tidak akan membutuhkan kesombongan.
Sungguh tidak tepat, nasehat tentang bersyukur jika dipakai untuk membela kemalasan untuk mendapatkan lebih dari yang bisa di usahakan. Bersyukur itu bukanlah menerima hasil yang ada lalu alpa untuk meningkatkannya.
Bersyukur adalah menerima kenyataan bahwa dengan melakukan sekian, mendapatkan hasil sekian. Dan bila ingin mendapat hasil yang lebih, tentu usaha yang dilakukan haruslah lebih. Bersyukur adalah memfungsikan seluruh daya dan upaya dengan maksimal di jalan yang benar.
Bersyukurlah, betapa masih berfungsi dengan baik seluruh anggota tubuh ini, seluruh aset usaha ini. Sebaliknya, bila tidak digunakan dengan maksimal di jalan yang benar, sudah cukup untuk dikatakan; itu ingkar-kufur-lupa.
Lupa anggota tubuh ini untuk apa, lupa aset-aset ini bisa menghasilkan begitu banyak potensi. Bukankah dunia ini ladang dan kita adalah petaninya? Bohong bila kita mengaku tidak punya benih untuk ditanam.
Jangan berhenti bersyukur, syukuri dan nikmati segala anugerah yang telah Allah berikan kepada kita.
#SemangatBersyukur