Nikah Muda dan Karir Dini

Sebut saja namanya Mawar. Wanita cantik itu sudah berusia 23 tahun. Rasa cinta yang menggelora di dalam dada tak kuasa lagi ia menahannya. Bayang-bayang sosok pria gagah yang ia lihat kali pertama di suatu pesta tak dapat dihindari. Ada ketakutan yang luar biasa besar dalam diri Mawar. Ia tidak mau pria gagah itu jatuh cinta dengan wanita lain. Ia harus segera mengejar cintanya.

Singkat cerita, rupanya sang pria gagah itu karyawan di perusahaan milikayah Mawar. Atas desakan sang anak, akhirnya sang ayah luluh untuk menikahkan putri pertamanya dengan pria gagah itu. Pesta pernikahan digelar dengan sangat meriah dan mewah. Ribuan tamu hadir mengucapkan selamat pada pasangan suami istri yang dinilai sebagai pasangan ideal.

Dua, tiga, lima tahun, kehidupan mereka nampak begitu indah dan bahagia. Dikarunia anak-anak yang pintar. Setelah 15 tahun, sang Ayah yang tadinya kurang ‘sreg’ dengan pilihan putrinya akhirnya memutuskan untuk menyerahkan tongkat kerajaan bisnisnya pada sang menantu gagah itu.

Namuun, semuanya berubah, belum genap 5 tahun perusahaan yang dikelola sang mantu kandas di tengah jalan. Segala aset perusahaan dijual untuk menutupi semua defisit perusahaan. Gesekan panas dalam manajemen perusahaan dan keluarga tidak dapat dihindarkan.

Usut punya usut, rupanya kehidupan hedonis sang mantu itu yang menyebabkab kerugian. Pengeluaran untuk gaya hidupnya lebih besar dari pendapatannya. Namun, Mawar tidak rela suaminya disalahkan begitu saja. Seperti kata pepatah, kadang cinta mengalahkan logika. Mawar tidak bisa berfikir jernih, bagaimanapun dan apapun kesalahan suami, jiwa raganya akan ia korbankan untuk sang suami. Walau harus berhadapan dengan orang tuanya sekalipun.

Jika kamu berada dalam pososi Mawar, apa sikap mu? Mana yang akan kamu bela, orang tua atau suami?

—–
Sementara Mawar masih berkutat dengan konflik keluarganya. Teman dekat Mawar teman satu kampus dan kerabat Mawar dari kecil, panggil saja namanya Sarah. Saking sibuk dengan karirnya, ia lupa sudah berusia kepala empat. Dan ia baru merasa, betapa beruntungnya Mawar sahabatnya yang menikah diusia muda.

Meski dianggap mawar masalah yang dihadapinya sangat berat, namun Sarah menanggap masalah itu sangat mudah jalan keluarnya. Ia justru mendapat masalah yan teramat besar bebannya. Bukan masalah hutang ataupun konflik keluarga.

Bagaimana akan terjadi konflik dalam keluarga, lawong Sarah sendiri belum berkeluarga. Rupanya itu masalah dan beban berat yang ia rasa. Meski punya jabatan tinggi, harta yang banyak namun hatinya kosong. Saat ia dalam kesendirian rasa hampa hidup baru terasa.

Sampai-sampai terbesit dalam pikirnya untuk menikah dengan satpam gagah di rumahnya. Namun, apa mungkiin??

Keluarga butuh SAMARA!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top