Peluncuran Program Samara Academy

Ibarat membangun sebuah gedung, menikah juga perlu pondasi yang kuat dan rancangan yang jelas agar gedung tersebut dapat berdiri dengan kokoh dan tidak roboh saat diterpa angin kencang. Banyak yang menganggap tanpa perlu rancangan pun bangunan keluarga dapat berdiri.

Pertanyaannya, seberapa kokohkah bangunan itu? Jika tanpa pondasi dan rancangan yang jelas bangunan keluarga dapat berdiri kokoh, mengapa jumlah perceraian di Indonesia justru setiap tahun terus meningkat? Data dari Ditjen Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung sampai tahun 2010 jumlah perceraian mencapai 251.208 pasang atau 9% dari jumlah peristiwa nikah dan rujuk sebesar 2.207.300. sejak lima tahun terakhir jumlah tersebut terus meningkat tajam. Mengapa ini bisa terjadi?

Data tersebut belum termasuk jumlah ‘status tanpa hubungan’. Maksudnya, sudah menikah (status menikah) dan punya bangunan keluarga yang nampaknya kokoh dan indah. Namun justru di dalamnya tanpa ada hubungan dan interaksi yang intim antara suami dan isteri bahkan dengan anak-anak dan keluarga besarnya. Siapa yang salah?

Tidak perlu saling menyalahkan, apalagi pakai emosi. Yang perlu dicari adalah solusi. Yang sudah terlanjur bercerai, semoga itu adalah jalan terbaik agar dapat makin dekat dengan Allah. Namun, sebenarnya perkara cerai adalah satu-satunya perkara yang halal namun sangat dimurkai oleh Allah. Ibaratnya, kita sedang makan di restoran di Eropa yang sudah berlebel halal. Tapi saat makan, si empu restoran menghardik dan memusuhi kita. Gimana rasanya, coba?

“Boleeh, kamu cerai. Tapi jangan salahkan Saya kalau Saya murka,” kira-kira begitu makna tersirat dari peringatan Allah soal perceraian. Duuh, dimarahin bos saja sudah ketar-ketir. Apalagi sama Allah yang 100% saham hidup kita dikuasai oleh Nya. Jangankan merugikan dagangan kita, mencabut nyawa saja kalau sudah bilang Jadi, maka terjadilah. Kita berlindung kepada Allah dari perkara buruk itu..

Tentunya, Allah murka atas berceraian bukan tanpa alasan. Sebab, Allah sendiri sudah berpesan dan menegaskan kepada setiap manusia di dunia untuk menjaga diri kita dan keluarga kita dari api neraka! Eeh, ini kok malah nyari api neraka. Baru menikah dengan pesta yang megah, tiba-tiba tidak betah, langsung gugat cerai dan bilang “Kami sudah tidak cocok lagi?”

Yakin, sudah tidak cocok lagi? Apa sudah dapat dipastikan sebelum menikah ada visioning terlebih dahulu, ada breafing mau ngapain setelah menikah, bagaimana konsep keluarganya? Ada target dan pencapaian dalam waktu sekian tahun? Jika belum, kenapa bilang seperti itu? Kalau sebelumnya cocok, berarti ada satu kesamaan yang menjadi alasan untuk membangun keluarga, betul?

Kalaupun tidak bercerai, kenapa yang dipilih adalah ‘status tanpa hubungan’? Sama-sama tinggal satu atap, setiap hari bertatap muka. Tapi rasanya seperti tinggal lintas benua. Jika dulu saling sapa dan harmoni, sekarang hubungannya jadi hampa dan tidak asik lagi.

Untuk menjawab problematika di atas dibutuhkan suatu proses pemahaman mendasar tentang konsep sebuah pernikahan ideal yang komprehensif. Agar dapat menghasilkan bangunan keluarga yang baik sehingga tercipta tatanan masyarakat dan bangsa yang sejahtera, maju, dan beradab. Sebab, keluarga adalah bagian terkecil dari sebuah negara yang perannya sangat krusial.

Untuk itu, kami dari Shakaro Foundation melalui divisi pendidikan, menghadirkan ‘SAMARA Academy. Sebuah pendidikan pernikahan dan keluarga bagi calon pasangan suami istri maupun pasangan suami istri untuk dapat menimba ilmu tentang pernikahan melalui serangkaian proses belajar secara intensif dan tematik mengenai berbagai hal tentang pernikahan dan keluarga.

Adapun bidang ilmu yang dipelajari terdiri dari 4 pilar yaitu Agama/pendidikan (Sosialisasi UU Pernikahan), Psikologi, Kesehatan dan Ekonomi. Dengan adanya program ini, diharapkan akan memberikan bekal dalam proses persiapan dan perawatan pernikahan menuju pernikahan yang senantiasa SAMARA (Sakinah, Mawaddah dan Rahmah) serta diridhoi oleh Allah SWT. Amiin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top